Salak Bali

Jus premium buah salak

Tahukah anda bahwa halnya Salak Bali pertama kali ditanam oleh seseorang yang bernama Ki Dukuh Sakti. Beliau tinggal di Dusun, Dukuh, Desa Sibetan. Dukuh Sakti selain menanam pohon salak, beliau juga menanam beberapa pohon lainnya antara lain : Mangga Bali (Wani), Jeruk Bali dan Pohon Enau.

Menurut cerita masyarakat, dulu harga salak per kilo gram bisa membeli beras 3 kilogram, itulah sebabnya banyak masyarakat berlomba untuk menanam pohon salak. Saat ini, jika kita lihat lebih detail, 80 persen wilayah Desa Sibetan adalah perkebunan salak. Hal inilah yang mengakibatkan jatuhnya harga buah salak saat ini.

Permasalahan mulai muncul, bahkan beberapa warga sudah menebang pohon salaknya dan menanam tanaman lain seperti menanam pohon jati dan ada yang mencoba untuk kembali menanam padi. seiring perkembangan teknologi, beberapa komunitas mencoba untuk membuat produk-produk olahan seperti, kripik, dodol, teh dan kopi yang semuanya terbuat dari bahan dasar buah salak.

Beberapa bulan yang lalu tepatnya di bulan Januari 2018, beberapa akademisi berkumpul di sebuah tempat dan mereka adalah putra daerah yang mencoba untuk mengembangkan produk olahan  . Disana hadir, Ir. Ida Bagus Wayan Gunam, MP; Phd, Doktor, Insinyur Ida Bagus Putu Adnyana, ST: MT: IPM dan beberapa anak anak muda yang disiapkan untuk membuat produk jus yang diberi nama Baegoes Salacca. Rencananya produk akan dibuat dengan konsep Zero Waste, yang artinya tidak ada bahan yang dibuang, Buah salaknya akan dibuat sebagai jus segar dan sisanya seperti kulit, rencananya akan dibuat produk olahan lain.

Saat ini, produk jus segar ini sedang diteliti di lab Agro Komplek Universitas Udayana, dan semoga saja produknya sudah bisa di pasarkan pada bulan April mendatang. Mari berdoa bersama, semoga produk ini bisasegera di pasarkan.