Trik Sulap | Tutorial Sulap | Sulap Kartu | Sulap |
- 6 Jendral Polisi yang Memborong Majalah TEMPO ?
- Film Bertemakan Facebook Akan Dirilis
- Bywifi : Mempercepat Video Streaming Bahkan Tanpa Buffering
- MIsteri Hilangnya Majalah Tempo dari Peredaran
- Kecanggihan dan Spesifikasi Apple iPhone 4G
- Twitter Artis Indonesia
- Makanan Yang Bisa Merusak Kulit
- Kepanjangan Kata ''OK"
6 Jendral Polisi yang Memborong Majalah TEMPO ? Posted: 29 Jun 2010 07:02 AM PDT J akarta - Polisi diminta bersikap lebih terbuka menghadapi laporan adanya perwira tingginya yang diduga memiliki rekening mencurigakan. "Undang saja auditor eksternal. Di negara-negara demokratis, hal seperti ini sudah jamak dilakukan," ujar anggota Komisi Kepolisian Nasional, Adnan Pandu Praja, saat dihubungi tadi malam. Menurut Adnan, laporan dugaan transaksi mencurigakan itu harus mendapat perhatian serius dari Kepala Kepolisian RI. Tanpa kejelasan pengusutan rekening-rekening itu, kata dia, citra kepolisian akan semakin terpuruk. Kepala Polri Jenderal Bambang Hendarso Danuri belum bisa dimintai tanggapan mengenai soal ini. Saat Tempo hendak mencegat Bambang Hendarso di mobil dinasnya, petugas dari Detasemen Markas melarang Tempo. "Ini kawasan steril," katanya. Tempo juga sudah berulang kali menghubungi nomor telepon Kepala Polri, tetapi tidak dijawab. Markas Besar Kepolisian RI menelusuri laporan transaksi mencurigakan di rekening sejumlah perwira polisi yang dilaporkan oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Berikut ini sebagian dari transaksi yang dicurigai PPATK itu: 1. Inspektur Jenderal Mathius Salempang, Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Timur .... Kekayaan: Rp 8.553.417.116 dan US$ 59.842 (per 22 Mei 2009) Tuduhan: Memiliki rekening Rp 2.088.000.000 dengan sumber dana tak jelas. Pada 29 Juli 2005, rekening itu ditutup dan Mathius memindahkan dana Rp 2 miliar ke rekening lain atas nama seseorang yang tidak diketahui hubungannya. Dua hari kemudian dana ditarik dan disetor ke deposito Mathius. "Saya baru tahu dari Anda." - Mathius Salempang, 24 Juni 2010 2. Inspektur Jenderal Sylvanus Yulian Wenas, Kepala Korps Brigade Mobil Polri .... Kekayaan: Rp 6.535.536.503 (per 25 Agustus 2005) Tuduhan: Dari rekeningnya mengalir uang Rp 10.007.939.259 kepada orang yang mengaku sebagai Direktur PT Hinroyal Golden Wing. Terdiri atas Rp 3 miliar dan US$ 100 ribu pada 27 Juli 2005, US$ 670.031 pada 9 Agustus 2005. "Dana itu bukan milik saya." - Sylvanus Yulian Wenas, 24 Juni 2010 3. Inspektur Jenderal Budi Gunawan, Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Kepolisian .... Kekayaan: Rp 4.684.153.542 (per 19 Agustus 2008) Tuduhan: Melakukan transaksi dalam jumlah besar, tak sesuai dengan profilnya. Bersama anaknya, Budi disebutkan telah membuka rekening dan menyetor masing-masing Rp 29 miliar dan Rp 25 miliar. "Berita itu sama sekali tidak benar." - Budi Gunawan, 25 Juni 2010 4. Inspektur Jenderal Badrodin Haiti, Kepala Divisi Pembinaan Hukum Kepolisian.... Kekayaan: Rp 2.090.126.258 dan US$ 4.000 (per 24 Maret 2008) Tuduhan: Membeli polis asuransi pada PT Prudential Life Assurance Rp 1,1 miliar. Asal dana dari pihak ketiga. Menarik dana Rp 700 juta dan menerima dana rutin setiap bulan. "Itu sepenuhnya kewenangan Kepala Bareskrim." - Badrodin Haiti, 24 Juni 2010 5. Komisaris Jenderal Susno Duadji, mantan Kepala Badan Reserse Kriminal.... Kekayaan: Rp 1.587.812.155 (per 2008) Tuduhan: Menerima kiriman dana dari seorang pengacara sekitar Rp 2,62 miliar dan kiriman dana dari seorang pengusaha. Total dana yang ditransfer ke rekeningnya Rp 3,97 miliar. "Transaksi mencurigakan itu tidak pernah kami bahas." - (M. Assegaf, pengacara Susno, 24 Juni 2010) 6. Inspektur Jenderal Bambang Suparno, Staf pengajar di Sekolah Staf Perwira Tinggi Polri.... Kekayaan: belum ada laporan Tuduhan: Membeli polis asuransi dengan jumlah premi Rp 250 juta pada Mei 2006. Ada dana masuk senilai total Rp 11,4 miliar sepanjang Januari 2006 hingga Agustus 2007. Ia menarik dana Rp 3 miliar pada November 2006. "Tidak ada masalah dengan transaksi itu. Itu terjadi saat saya masih di Aceh." - Bambang Suparno, 24 Juni 2010 Soal rekening mencurigakan milik petinggi polisi ini dilaporkan majalah Tempo edisi 28 Juni-4 Juli 2010 dengan judul "Rekening Gendut Perwira Polisi". Majalah Tempo dilaporkan ludes diborong orang di beberapa daerah kemarin sehingga perlu dicetak ulang. Menurut Indonesia Corruption Watch (ICW), hingga saat ini belum ada penyelesaian atas rekening mencurigakan petinggi Polri tersebut. "Selama ini polisi hanya mengklarifikasi, tapi tidak sampai pada pemeriksaan," ujar Ketua Divisi Investigasi ICW Tama S. Langkun kemarin. Tama mengatakan yang terpenting dari laporan ICW itu sebenarnya bukan soal segemuk apa rekening petinggi Polri. "Yang penting untuk dilihat adalah proses transaksinya. Ke mana dan dari mana uang mengalir," ujarnya. "ICW sendiri sudah pernah beberapa kali melaporkan sejumlah rekening (petinggi) Polri yang mencurigakan," Tama menambahkan. Komisi Pemberantasan Korupsi mengaku pihaknya termasuk yang dilapori oleh ICW. Juru bicara KPK, Johan Budi S.P., mengatakan KPK masih mengusut laporan ICW tentang rekening mencurigakan yang diduga milik salah satu petinggi polisi, Budi Gunawan. "Sedang ditelaah di Bagian Pengaduan Masyarakat," kata dia. Namun pihaknya tidak menelusuri semua rekening milik polisi yang mencurigakan itu. "Itu kan sudah ditangani di Markas Besar Polri," ujarnya. Menurut dia, otoritas untuk menangani kasus tersebut ada pada kepolisian. Anggota Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum, Mas Achmad Santosa, mengatakan pihaknya akan melakukan koordinasi internal berkaitan dengan rekening janggal yang dilaporkan majalah Tempo itu. Di antaranya, pihaknya akan membahas apakah Satgas akan menindaklanjuti temuan tim majalah Tempo atas rekening mencurigakan petinggi Polri tersebut. "Kita lihat hasil rapat (nanti)," kata dia sumber : http://wisbenbae.blogspot.com/2010/06/kepala-polri-harus-periksa-rekening.html |
Film Bertemakan Facebook Akan Dirilis Posted: 29 Jun 2010 06:50 AM PDT Ini dia yang ditunggu-tunggu, Film yang bertemakan facebook akan segera di rilis di bioskop pada bulan oktober 2010 nanti, Film ini menceritakan soal kesuksesan Mark Zuckerberg yaitu pendiri dari situs jejaring sosial nomor satu di dunia ini. Film yang berjudul The Social Network adalah besutan dari columbia picture. Info ini saya kutip dari detikinet.com berikut kutipannya.
Makanya jangan sampai ketinggalan filmnya apalagi bagi para maniak facebook, Kita tunggu filmnya bulan oktober nanti. |
Bywifi : Mempercepat Video Streaming Bahkan Tanpa Buffering Posted: 29 Jun 2010 03:25 AM PDT Anda tentu sudah tidak asing lagi dengan Youtube, metacafe atau situs video streaming lainnya yang sangat menyenangkan dan menarik untuk dikunjungi. Tapi saya yakin, pada saat koneksi internet sedang lambat atau memang anda mempunyai koneksi internet yang lambat maka kenyamanan untuk menonton video streaming sangat terganggu dengan hal yang namanya buffering. Untuk mengatasi hal tersebut, saya punya sebuah cara yang mungkin bisa membantu. Bywifi Video Accelerator bisa mempercepat bit-rate video streaming hingga 3-5 kali lebih cepat. Selain itu ada beberapa fungsi lain yang sangat membantu seperti "download" yang bisa digunakan untuk mendownload video dari beberapa situs video streaming yang didukung oleh Bywifi Video Accelerator.Situs yang didukung oleh Bywifi Video Accelerator adalah: YouTube, Facebook, Dailymotion, Veoh, Metacafe, 56.com, Youku, Tudou, CrunchyRoll, MegaVideo, 5min, 6.cn, 9you, Angry Alien, AnimeEpisodes.Net, Badjojo, Bebo, Blastro, Blennus, Blip.tv, Bofunk, BollywoodHungama, Break, Broadcaster, Buzznet, Chilevision.cl, ClipFish.de, ClipLife.jp, ClipJunkie, ClipShack, CollegeHumor, Current, Current TV, Dachix, Danerd, DailySixer.com, dalealplay, DevilDucky, Disclose.tv, DoubleAgent, eBaumsWorld, elpolvorin, eSnips, ExpertVillage, EVTV1, FindVideos, Flurl, FunnyJunk, FunnyorDie, Glumbert, GodTube, GoFish, Google Video, Graspr, iFilm, Hallpass, HowCast, HowStuffWorks, iShare.Rediff, Jokeroo, Jumpcut, Justin.tv, Kewego, Kontraband, ku6, Izlesene, LiveVideo, LiveLeak, lulu.tv, Mediabum, Midis.biz, MilkandCookies, Mojoflix, MonkeySee, Music.com, MusicMaza, MusicVideoCodes.info, Myspace, MyVideo.de, Newgrounds, NothingToxic, Pikniktube, Pixparty, Photobucket, PlsThx, PokerTube, Putfile, PWNorDIE, RetroJunk, Revver, RuTube.ru, SantaBanta, Sevenload, Sharkle, Shoutfile, Sina Videos, SmitHappens, Snotr, Spike, StreetFire.net, StupidVideos, SuperDeluxe, SuperNovaTube, TeacherTube, That Video Site, TheOnion, TinyPic, TotallyCrap, tu.tv, vbox7, Viddyou, Videa.hu, VideoWebTown, VideoCodesWorld, VideoCodeZone, videolectures, Vidiac, Vidivodo, vidiLife, VidPK, Vimeo, VReel.net, vSocial, Yahoo Videos, WeGame, Wuapi, Yikers, Yobler, YourFileHost, YouSportz, YummyBun, ZippyVideos, Zoopy, zShare.net, Silahkan download Bywifi Video Accelerator dari sumber disini: DOWNLOAD : bywifi_setup.exe (5Mb) Cara menggunakan Software :
Beberapa Fungsi Lain Dari Bywifi Video Accelerator
sumber: http://www.hyde666.cn |
MIsteri Hilangnya Majalah Tempo dari Peredaran Posted: 28 Jun 2010 07:21 PM PDT
Diduga majalah tempo hilang dari peredaran terkait artikel pada majalah tersebut, berikut artikelnya: Aliran Janggal Rekening JenderalMEMEGANG saku kemeja lengan panjang batiknya, Komisaris Jenderal Ito Sumardi bertanya, 'Berapa gaji jenderal bintang tiga seperti saya?' Sambil tersenyum, Kepala Badan Reserse Kriminal Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia itu menjawab sendiri pertanyaannya, 'Hanya sembilan juta rupiah, sudah termasuk berbagai tunjangan.' Ito menambahkan, Kepala Kepolisian RI, pejabat tertinggi di institusi itu, bergaji hanya sekitar Rp 23 juta, sudah termasuk aneka tunjangan. Buat biaya penanganan kasus, ia melanjutkan, polisi hanya memperoleh anggaran Rp 20 juta per perkara. Setiap kepolisian sektor-unit kepolisian di tingkat kecamatan-hanya diberi anggaran dua perkara per tahun. 'Selebihnya harus cari anggaran sendiri,' kata Inspektur Jenderal Dikdik Mulyana, Wakil Kepala Badan Reserse Kriminal, yang mendampingi Ito ketika wawancara dengan Tempo, Jumat pekan lalu. Bukan sedang mengeluh, Ito menyampaikan 'urusan dapur' pejabat kepolisian itu buat menangkis tudingan terhadap sejumlah perwira yang diduga memiliki rekening mencurigakan. Dokumen yang memuat lalu lintas keuangan petinggi Polri itu beredar di tangan para perwira polisi dan jadi bahan gunjingan di Trunojoyo-Markas Besar Kepolisian. Disebut-sebut dokumen itu adalah ringkasan atas laporan hasil analisis Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Soal ini, juru bicara Pusat Pelaporan, Natsir Kongah, tak mau berkomentar. 'Saya tidak bisa memberikan konfirmasi karena itu kewenangan penyidik,' katanya, Kamis pekan lalu. Menurut salinan dokumen itu, enam perwira tinggi serta sejumlah perwira menengah melakukan 'transaksi yang tidak sesuai profil' alias melampaui gaji bulanan mereka. Transaksi paling besar dilakukan pada rekening milik Inspektur Jenderal Budi Gunawan, Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri. Pada 2006, melalui rekening pribadi dan rekening anaknya, mantan ajudan Presiden Megawati Soekarnoputri itu mendapatkan setoran Rp 54 miliar, antara lain, dari sebuah perusahaan properti. Daftar yang sama memuat, antara lain, nama Komisaris Jenderal Susno Duadji, mantan Kepala Badan Reserse Kriminal yang kini ditahan sebagai tersangka kasus korupsi. Ada pula Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Timur Inspektur Jenderal Mathius Salempang, mantan Kepala Korps Brigade Mobil Inspektur Jenderal Sylvanus Yulian Wenas, Inspektur Jenderal Bambang Suparno, Komisaris Besar Edward Syah Pernong, juga Komisaris Umar Leha. Dimintai konfirmasi soal nama-nama jenderal polisi pemilik rekening itu, Ito Sumardi secara tidak langsung membenarkan. Menurut dia, perwira-perwira itu termasuk dalam daftar 21 perwira pemilik rekening mencurigakan. Ia mengatakan telah menerima perintah Kepala Kepolisian Jenderal Bambang Hendarso Danuri buat melakukan klarifikasi terhadap para perwira tersebut. 'Ini pembuktian terbalik, jadi menjadi beban mereka untuk menjelaskan asal-usul transaksinya,' katanya. Cerita soal rekening janggal milik jenderal kepolisian juga pernah muncul pada akhir Juli 2005. Ketika itu, 15 petinggi kepolisian diduga memiliki rekening tak wajar. Termuat dalam dokumen yang diserahkan Kepala PPATK Yunus Husein kepada Jenderal Sutanto, Kepala Kepolisian ketika itu, sejumlah petinggi kepolisian diduga menerima aliran dana dalam jumlah besar dan dari sumber yang tak wajar. Sebuah rekening bahkan dikabarkan menampung dana Rp 800 miliar. Namun kasus ini hilang dibawa angin. BANGUNAN itu terlihat paling besar dibanding sekitarnya. Terletak di Jalan M. Kahfi I, Jagakarsa, Jakarta Selatan, satu rumah utama, tiga rumah tambahan, plus satu bangunan untuk petugas keamanan berdiri di tanah seluas 3.000 meter persegi. Di halaman rumah terpajang ukiran berbentuk aksara 'B' setinggi dua meter. Air kolam renang yang cukup luas di halaman belakang berkilau memantulkan sinar matahari. Para tetangga menyebut bangunan itu sebagai 'rumah Pak Kapolda'. Inilah rumah Inspektur Jenderal Badrodin Haiti, yang pernah menjadi Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara. Badrodin, yang kini menjabat Kepala Divisi Pembinaan Hukum Kepolisian, adalah satu di antara sejumlah perwira yang melakukan transaksi mencurigakan. Menurut sumber Tempo, Badrodin membeli polis asuransi PT Prudential Life Assurance dengan premi Rp 1,1 miliar. Disebutkan dana tunai pembayaran premi berasal dari pihak ketiga. Menjadi Kepala Kepolisian Wilayah Kota Besar Medan pada 2000 hingga 2003, Badrodin juga menarik tunai Rp 700 juta di Bank Central Asia Kantor Cabang Utama Bukit Barisan, Medan, pada Mei 2006. Transaksi ini, kata sumber tadi, dinilai 'tidak sesuai profilnya'. Sebab, penghasilan Badrodin setiap bulan berkisar Rp 22 juta, terdiri atas Rp 6 juta gaji, Rp 6 juta penghasilan dari bisnis, dan Rp 10 juta dari kegiatan investasi. Hasil analisis rekening Badrodin juga memuat adanya setoran dana rutin Rp 50 juta setiap bulan pada periode Januari 2004-Juli 2005. Ada pula setoran dana Rp 120-343 juta. Dalam laporan itu disebutkan setoran-setoran tidak memiliki underlying transaction yang jelas. Dimintai konfirmasi, Badrodin Haiti mengaku tidak berwenang menjawab. 'Itu sepenuhnya kewenangan Kepala Badan Reserse Kriminal,' katanya. Komisaris Jenderal Ito Sumardi menyatakan timnya masih menunggu sejumlah dokumen pelengkap dari Badrodin. Keanehan juga terdapat pada rekening Wenas, Bambang Suparno, Mathius Salempang, dan Susno Duadji serta sejumlah perwira menengah. Indikasi di rekening Wenas muncul pada 2005, ketika ia menjabat Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Timur. Pada 9 Agustus, isi rekening Wenas mengalir berpindah Rp 10,007 miliar ke rekening seseorang yang mengaku sebagai Direktur PT Hinroyal Golden Wing. Sejak pertama kali membuka rekening, transaksi perbankan Wenas hanya berupa transfer masuk dari pihak lain tanpa ada transaksi usaha (lihat 'Rekening dalam Sorotan'). 'Profil' Wenas cukup mentereng. Rumahnya di Perumahan Areman Baru, Tugu, mewah, di atas tanah seribu meter persegi. Sejak tiga tahun lalu, keluarga Wenas pindah ke sebuah rumah di Perumahan Pesona Khayangan, Depok. Tempo, yang menyambangi rumah Wenas di perumahan elite di Depok, Kamis pekan lalu, melihat dua Toyota Alphard dan satu sedan Toyota Camry terparkir di halaman rumah. Kepada Tempo yang mewawancarainya, Wenas menolak tuduhan melakukan transaksi ilegal melalui rekeningnya. 'Semua itu tidak benar,' katanya. 'Dana itu bukan milik saya.' Susno Duadji, yang getol membongkar praktek mafia hukum di institusinya, ternyata juga memiliki transaksi mencurigakan. Mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri ini disebutkan menerima kiriman dana dari seorang pengacara berinisial JS Rp 2,62 miliar. Ia juga menerima kiriman dana dari seorang pengusaha berinisial AS dan IZM (Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bengkulu). Selama periode 2007-2009, Susno telah menerima kiriman fulus dari tiga orang itu Rp 3,97 miliar. Terkait dengan aliran dana ini, Markas Besar Polri telah menetapkan JS sebagai tersangka. Muhammad Assegaf, kuasa hukum Susno, menyatakan tidak pernah membahas soal transaksi mencurigakan punya kliennya. Di berbagai kesempatan sebelum ditahan, Susno berkali-kali membantah melakukan transaksi yang melanggar aturan. 'Semua transaksi itu perdata,' katanya. TAK hanya perwira tinggi, transaksi yang membuat mata terbelalak pun dilakukan polisi dengan pangkat di bawahnya. Contohnya Umar Leha, terakhir berpangkat komisaris besar dan pernah 12 tahun bertugas sebagai Kepala Seksi Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor Samsat Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan. Menurut sumber Tempo, Umar pada Juni 2005 memiliki dana Rp 4,5 miliar. Duit disimpan dalam bentuk reksa dana dan deposito di Bank Mandiri. Sumber dana, menurut analisis transaksinya, diduga berasal dari setoran-setoran terkait dengan pengurusan STNK. Di Makassar, Umar memiliki dua rumah besar dan empat mobil. Dua tahun lalu perwira pertama polisi ini mencalonkan diri dalam pemilihan Bupati Enrekang, Sulawesi Selatan. Untuk itu, ia mengundurkan diri dari kepolisian dengan pangkat terakhir ajun komisaris besar polisi. Pada pemilihan kepala daerah, ia gagal. Soal tudingan bermain saat masih berdinas, Umar membantahnya. Dia mengaku tidak pernah mengelola langsung uang negara dari pengurusan STNK. 'Apalagi mengambilnya,' ujarnya. 'Saya benar-benar tidak berani menyalahgunakan amanah itu.' Rekening Edward Syah Pernong, Kepala Kepolisian Wilayah Kota Besar Semarang, pun mengundang curiga. Menurut sumber Tempo, ketika menjabat Kepala Kepolisian Resor Jakarta Barat, ia menerima setoran Rp 470 juta dan Rp 442 juta pada Agustus dan September 2005 dari Deutsche Bank. Pada 15 September 2005, dia menutup rekening dengan saldo terakhir Rp 5,39 miliar. Edward mempersoalkan asal-usul data itu. 'Data itu bohong. Itu fitnah,' katanya kepada wartawan Tempo, Sohirin, di Semarang, Kamis pekan lalu. Ito Sumardi menyatakan tak mempersoalkan kekayaan Edward. 'Dia raja Lampung, kebun sawitnya luas,' kata Ito. Kendati dibantah dari pelbagai penjuru, anggota Komisi Kepolisian, Adnan Pandupradja, menilai laporan dugaan transaksi mencurigakan harus mendapat perhatian serius dari Kepala Kepolisian. Tanpa kejelasan pengusutan rekening-rekening itu, kata dia, citra kepolisian akan semakin terpuruk. Neta S. Pane, Ketua Indonesia Police Watch, mendorong upaya pembuktian terbalik dari perwira yang memiliki rekening mencurigakan. Sebab, ia menyatakan jenderal yang memiliki kekayaan melimpah patut dipertanyakan. Ia menambahkan, 'Jika hidup hanya dari gaji, sampai kiamat mereka tidak akan pernah bisa kaya.'sumber : http://dunia-statistik.blogspot.com/2010/06/majalah-tempo-hilang-dari-peredaran.html |
Kecanggihan dan Spesifikasi Apple iPhone 4G Posted: 28 Jun 2010 05:22 PM PDT |
Posted: 28 Jun 2010 04:37 PM PDT Ini adalah beberapa account twitter artis indonesia, setelah saya hunting kesana-kemari… :
Entah kenapa mereka lebih menyukai twitter… jika anda berminal follow saya silakan :
|
Makanan Yang Bisa Merusak Kulit Posted: 28 Jun 2010 12:11 AM PDT Kesehatan kulit Anda sangat bergantung dari makanan yang dimakan. Pengaruh nutrisi dari makanan pada keadaan kulit sangat besar. Menurut Alan Logan, seorang dokter naturopati dan penulis buku "The Clear Skin Diet", asupan makanan mempengaruhi produksi bahan kimia alami dalam tubuh. Jika makanan tidak memenuhi kebutuhan nutrisi untuk kulit yang terjadi adalah peradangan yang dapat menyebabkan jerawat. Ada tiga makanan yang bisa meningkatkan risiko munculnya garis-garis halus dan kerutan. Ketahui apa saja makanan tersebut dan kontrol asupannya agar kondisi kulit tetap sehat. 1. Susu Beberapa studi menemukan bahwa kandungan lemak pada susu berhubungan dengan peningkatan jerawat. Satu alasannya adalah hormon pertumbuhan yang terjadi secara alami dalam susu. "Delapan puluh sampai 90 persen susu berasal dari sapi yang hamil. Peneliti menemukan bahwa hormon pertumbuhan alami dari sapi bisa merangsang timbulnya jerawat," kata Logan seperti VIVAnews kutip dari Besthealthmag. 2. Minuman bersoda Menjaga kadar gula dalam darah agar tetap stabil sangat penting bagi kesehatan kulit. Gula yang tinggi bisa menyebabkan jerawat dan munculnya tanda-tanda penuaan lebih cepat. Untuk itu batasi asupan gula terutama minuman bersoda, karena efeknya sangat buruk bagi kondisi kulit Anda. 3. Daging olahan Jangan terlalu banyak mengonsumsi daging olahan, seperti kornet, sosis atau ham. Daging olahan memicu keriput muncul lebih cepat. Peneliti memperkirakan bahan kimia yang digunakan untuk mengolah daging menyebabkan inflamasi. Inflamasi kimia ini bisa mengurangi produksi kolagen dan membuat keriput muncul lebih cepat. Untuk konsumsi sehari-hari, lebih baik konsumsi daging segar. sumber: kaskus.us |
Posted: 27 Jun 2010 11:37 PM PDT ternyata kata "OK" merupakan singkatan dari kata 'oll korrect'. lo kok gitu? anda pasti bertanya-tanya bukannya yg bener 'all correct'??jadi pada waktu tahun 1839 di kota New York dan Boston lagi ngetren yang namanya bahasa slank gan semacam bahasa gaul gitu gan. contohnya kaya singkatan "KY" yg asalnya 'know yuse'; 'OW' untuk 'oll wright (pendahulu dari 'oll korrect'); 'KG' untuk 'know go'; 'NS' untuk 'nuff said; dan banyak yg lainnya gan OK merupakan kata slank yg masih bertahan gan, dikarenakan pada tahun 1840 ada suatu pemilu di New York dimana sang kandidat yg bernama Martin Van Buren menggunakan kata OK senagai slogan. nama panggilal Van Buren adalah 'Old Kinderhook', jadi para pendukungnnya membentuk group yg bernama 'O.K. Club', yang mempunyai makna ganda yaitu 'oll korrect dan 'Old Kinderhook'. namun ini memberikan kesempatan kepada lawan Van Buren untuk mengejek pendukungnya sebagai kelompok yg buta huruf Fakta-fakta lainnya * kalimat 'okey-doke' pertama kali muncul tahun 1932, asalnya dari kebiasaan orang inggris yg mengucapkan OK berbunyi 'okie'. yg kemudian dibawa ke amerika, dimana orang amerika membunyikannya dengan versi 'e' yg lebih panjang, sehingga menimbulkan sajak * orang-orang yunani yg bermigarasi ke amerika namun kemudian kembali lagi ke tanah airnya disebut oleh orang yunani sebagai 'okay-boys', dikarenakan mereka telah mengadopsi kebiasaan amerika yg mengucapkan kata OK * Bentuk kata kerja OK awalnya muncul pada tahun 1919 yang dijabarkan sebagai "okeh", yang dibingungkan dengan kata orang Choctaw (orang asli amerika yg ada dibagian tenggara amerika) "okeh", yang berarti "it is so". Namun pada tahun 1929, ejaan ini diganti dengan oke, yang telah cukup banyak bertahan sampai hari ini. Sumber: http://terselubung.blogspot.com/2010/06/ternyata-kata-ok-punya-kepanjangan.html |
You are subscribed to email updates from Trik Sulap | English Text | Narrative Text | Recount | Spoof Story | Hortatory Exposition To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
0 komentar:
Posting Komentar